Sistem Ekonomi Sosialis - Sistem ekonomi ini sebenarnya tidak
terlalu rumit. Poinnya adalah semua perekonomian merupakan hak bersama,
namun tidak selalu menjadi hak bersama sepenuhnya. Semua dapat dijadikan
hal individu asalkan boleh dimanfaatkan secara sosialis. Jika di
Indonesia system ini lebih mirip dengan kebudayaan nenek moyang kita,
yaitu gotong-royong.
Sistem ekonomi sosialis terlahir karena menilai sistem ekonomi kapitalis tidak mencerminkan pembangunan ekonomi secara merata. Sistem ini bertolakbelakang dengan sistem ekonomi kapitalis dimana roda ekonomi dijalankan oleh mekanisme pasar. Di sistem ekonomi sosialis perekonomian negara dikendalikan sepenuhnya oleh pemerintahan.
Sejarah sistem ekonomi sosialis dimulai pada awal abad k-19 dan tentu saja dilatarbelakangi oleh sistem ekonomi kapitalis yang dinilai menjadi kebobrokan ekonomi global saat itu. Sedangkan terjadi pemahaman bahwa terdapat dua kutub yang saling bertolak belakang, apalagi jika bukan antara “si kaya“ dan “si miskin”. Maka dari itu sistem ini dianggap oleh berbagai pihak agar dapat menjadi jembatan penghubung diantara keduanya.
Kelebihan Sistem Ekonomi Sosialis
Harus kita sadari setiap sistem akan ada kelebihan dan kekurangannya,
begitupun dengan sistem ini. Kelebihan sistem ekonomi ini diantaranya :
- Terpenuhinya kebutuhan pokok bagi tiap warga negaranya. Jadi negara akan mencukupi sandang, pangan dan papan untuk warga negaranya. Termasuk juga pekerjaan dan fasilitas lainnya, serta kaum yang kurang beruntung seperti cacat fisik maupun mental akan diawasi oleh negara.
- Sistem produksi dan penggunaannya akan dikelola oleh negara, sehingga kondisi surplus atau kekurangan akan dapat diminimalisir.
- Karena produksi dikelola negara maka hasil keuntungannya pun digunakan untuk kepentingan negara yang bersifat kebersamaan.
Kelemahan Sistem Ekonomi Sosialis
Sedangkan kekurangan yang dimiliki sistem ekonomi sosialis adalah:
kebebasan ekonomi yang terbatas, hak dan kemampuan individu kurang dihargai, menurunnya semangat dan gairah untuk berkreasi dan berinovasi, pemerintah cenderung bersikap otoriter, dan terabaikannya pendidikan moral masyarakat.
kebebasan ekonomi yang terbatas, hak dan kemampuan individu kurang dihargai, menurunnya semangat dan gairah untuk berkreasi dan berinovasi, pemerintah cenderung bersikap otoriter, dan terabaikannya pendidikan moral masyarakat.
Dibatasinya hak jual beli bahkan untuk hak yang bersifat pribadi sekalipun, misalnya tawar-manawar dalam perdagangan dan mendapatkan makanan lebih dari orang lain.Pemerintah sepenuhnya melakukan kontrol harga dalam perekonomian negaranya.
Karena dua factor diatas, seolah-olah masyarakat akan menilai pemerintahan yang dictator. Karena kontrol dan batasan yang canangkan oleh pemerintah.
Tersingkirnya nilai moral yang dimiliki tiap warga negara, disebabkan oleh dijadikannya bidang ekonomi sebagai tujuan kehidupan Negara, sedangkan nilai lain yang lebih penting dihapuskan.